Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Serunya, Jadi Penambang Emas di Sovereign Hill Australia

Reporter

image-gnews
Sebuah kereta kuda jadul melintas di living museum Sovereign Hill di Ballarat, Australia. (shutterstock.com)
Sebuah kereta kuda jadul melintas di living museum Sovereign Hill di Ballarat, Australia. (shutterstock.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perjalanan ke masa lalu, tak selalu bisa dijajal. Di Australia, tepatnya di kota Ballarat, ada living museum, yang bikin wisatawan bisa merasakan bagaimana orang mengadu untung pada 1850-an dengan menambang emas.

Dari Melbourne, ibukota negara bagian Victoria, Ballarat bisa dicapai dalam 90 menit dengan kendaraan roda empat. Kota ini langsung naik daun ketika pada 1851 ditemukan emas untuk pertama kali, setelah itu orang berdatangan ke sini untuk mencari sebutir emas. Perjalanan panjang sebagai kota penambangan emas ini membuat berdirinya  open air museum Sovereign Hill.

Meski di bagian luar sepi, ternyata begitu masuk untuk membeli tiket, keramaian bisa ditemukan. Dibuka dari pukul 10.00-17.00, tiket per dewasa Aus$57, sudah termasuk mengunjungi Gold Museum. Ada paket untuk keluarga yang lebih hemat untuk 6 orang. 

Seorang perempuan dengan busana jadul di depan studio foto di living museum Sovereign Hill di Ballarat, Australia. Museum menggambarkan kawasan dan kehidupan para penambang emas pada 1850-an. (shutterstock.com)

Suasana kota-kota koboi di film-film besutan Hollywood langsung terlihat di depan mata. Jalan-jalan tanah dan ketika kereta kuda lewat pun bisa debu berhamburan. Jadi, hati-hati melangkah,  karena kendaraan masih berupa kuda atau kereta kuda. 

Di museum seluas 25 hektare ini, setiap hari ada 18 aktivitas yang membuat seharian berada di museum ini tak terasa. Hanya umumnya ada biaya lagi untuk ambil bagian dalam sebuah kegiatan. Dari berfoto dengan kostum jadul, membuat permen, menjajal jadi penambang emas hingga melihat proses emas hingga siap dijual, menonton pertunjukkan, menengok pembuatan lilin, percetakan koran, dan lain-lain. Yang pasti jangan dilewatkan, merasakan sensasi menggoyang saringan untuk menemukan emas. 

Suasana living museum Sovereign Hill di Ballarat, Australia. Museum seluas 25 hektare ini menggunakan area yang dulu memang digunakan untuk penambangan emas. Museum didesain masa 1850-an. (shutterstock.com)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para penduduk dalam busana jadul pun ditemukan di mana-mana. Termasuk juga toko-toko model lawas, persis seperti lokasi untuk syuting film koboi Hollywood. Museum ini memang dulunya merupakan tambang emas. Seperti sebuah kawasan tak hanya ada toko-toko, tapi juga sekolah, restoran, pabrik, hotel, kantor pos, dan tentunya juga area tambangnya.

Bagi yang berusia 15 tahun ke atas, ada Lamplight Tours. Berlangsung selama 60 menit, Temukan kehidupan malam dari para penambang yang tentunya bikin perjalanan menjadi lebih seru.

Baca Juga: 

5 Pantai di Sydney yang Diburu untuk Liburan 

10 Fakta yang Menarik tentang Sydney Harbour Bridge, termasuk Bridge Climb

Sebelum pulang, jangan lupa untuk membeli oleh-olehnya. Ada banyak pilihan, karena setiap toko yang di museum ini juga berfungsi untuk menjajakan keragaman barang khas Ballarat di masa lalu. Dari kartu pos, si manis permen loli yang memang menjadi salah satu camilan khas Ballarat, aneka makanan lain hingga perhiasan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

8 jam lalu

Suasana Kota Perth, Australia, di malam hari pada Jumat, 26 April 2024. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.


Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

9 jam lalu

Tanaman herbal yang tumbuh di sekitar Galeri Dale Tilbrook di Mandoon Estate-Swan Valley, Australia Barat. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.


Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

16 jam lalu

Massa Aksi Palestina berkumpul menjelang rapat umum, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Sydney, Australia 3 Mei 2024. REUTERS/Alasdair Pal
Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.


Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

1 hari lalu

Suasana Optus Stadium di Perth yang merupakan stadion terbesar di Australia Barat, Jumat 26 April 2024. Tempo/ JONIANsYAH HARDJONO
Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya


Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

2 hari lalu

Pakar dari Indonesia dan Australia pada 30 April 2024 membahas dekarbonisasi dalam sebuah acara diskusi yang diadakan Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi


Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

2 hari lalu

Situs bersejarah Bathrust Lighthouse di Pulau Rottnest, Perth, Australia Barat, Minggu 28 April 2024. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.


Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

3 hari lalu

Deretan foto para pendiri Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai, 20 Maret 2023. TEMPO/Mila Novita)
Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

Bentuk bangunan Etihad Museum di Dubai ini unik, mirip dengan gulungan kertas yang akan mengingatkan pada Treaty of the UAE


Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

3 hari lalu

Suasana jantung kota Perth, Australia, Jumat 26 April 2024. TEMPO/ JONIANSYAH HARDJONO
Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle


Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

4 hari lalu

Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, kedua dari kanan, bergabung bersama Badan Perhimpunan Hakim Perempuan Indonesia dalam seminar internasional pertama mereka di Jakarta pada tanggal 26 April.
Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

6 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.